Bertempat di Lt. 2 ruang Wani Prestasi KONI Lumajang (kamis, 27/6) dilaksanakan penanda tanganan MOU kerja sama antara KONI Lumajang dan 8 lembaga terkait. Mou ini secara fisik sudah berjalan bahkan ada yang sudah berjalan sejak PORPROV JATIM VI sampai sekarang yaitu BPJS Ketenagakerjaan. Tetapi secara resmi baru hari ini bisa terealisasi secara hukum. Hal ini dikemukakan oleh ketua KONI Lumajang Budi Satria Andika dalam pembukaan kerja sama MOU dengan lembaga Instansi terkait seperti RS Wijaya Kusuma, BPJS Ketenagakerjaan cabang Lumajang, Dishub, Lembaga sekolah SMA Jenderal Sudirman, Dinas Pariwisata, Institut Teknologi dan Bisnis Widya Gama Lumajang, STIH Jenderal Sudirman dan Dindik.
Secara panjang lebar Ketua KONI mengemukakan apresiasi dan rasa terima kasih atas dukungan serta motivasi dari berbagai pihak terkait dengan kemajuan prestasi atlet olahraga di Kabupaten Lumajang. Sesuai dengan misi dan visi ketua KONI Lumajang terpilih bahwa Olahraga di Kabupaten Lumajang dengan menjalin kerja sama yang baik dengan instansi terkait.
Selanjutnya proses penanda tanganan di laksanakan dari masing-masing instansi dari RS Wijaya Kusuma dihadiri oleh dr.Ika Sari Rahmatina, M.Kes, Dishub oleh Nugraha Yudha Mudiarto, S.Sos, M.Si yang tidak bisa hadir oleh bapak Timbul, kepala BPJS oleh Anif Mubasyir, Endah Prasetyoningtyas, S.T kepala SMA Jenderal Sudirman, Kepala Dinas Pariwisata Yuli Harismawati, S.P ijin tidak bisa hadir karena sedang mengikuti Diklat di Surabaya, rektor Institut Teknologi dan Bisnis Widya Gama Dr. Ratna Wijayanti Daniar P, S.E, M.M, Dr. Jati Nugroho, S.H, M.Hum ketua STIH Jenderal Sudirman dan Kepala Dindik Drs. Agus Salim, M.Pd yang juga ijin karena hal yang sangat urgen dan akan dihadiri oleh perwakilan akan merapat ke KONI Lumajang.
Bahkan dengan adanya kerja sama tidak dipungkiri atlet Lumajang banyak mendapatkan fasilitas yang lebih lagi. Sehingga diharapkan dengan kemudahan – kemudahan yang didapat tidak menjadikan mereka enggan untuk berlatih. Lebih lanjut dijelaskan dengan adanya BPJS terutama atlet yang membutuhkan seperti olahraga tantangan yang lebih berat seperti atlet balap sepeda pada nomor dunhill ini sangat membutuhkan adanya keselamatan serta ketenangan dalam bertanding. Dalam hal ini orang tua maupun atlet tidak terbebani dengan lapangan tanding mereka beserta resiko yang mereka dapatkan. Hal ini untuk meminimalisir rasa terbebani psikis. Sehingga dengan adanya jaminan kesehatan keselamatan kerja sangatlah dibutuhkan. Sehingga optimalisasi untuk meraih prestasi terbaik dalam berlaga sangat besar peluang meraih medali emas. Ini juga berlaku bagi cabor lain yang membutuhkan fisik yang luar biasa keras seperti nomor bela diri, gulat, tinju dsb. (dispora-lmj/nis).